Dalam rangka pengenalan Desa Vokasi Gemawang, TBM Nurul Fatah yang merupakan bagian dari Desa Vokasi Gemawang mendapat kehormatan untuk diliput oleh stasiun TVRI Jakarta, Borobudur TV dan TV E.

Toolshell Flash Clock

Posted: Juni 9, 2010 in Uncategorized


flash clock widget by Widgia

HUT TBM Nurul Fatah

Posted: Juni 8, 2010 in Uncategorized

Dalam rang ka peringatan Hari Ulang Tahun TBM Nurul Fatah yang akan diadakan pada tanggal 26 – 27 Juni 2010, TBM Nurul Fatah mengadakan berbagai macam kegiatan, diantaranya:

  1. Hari Sabtu tanggal 26 Juni 2010 pukul 08:00 WIB diadakan lomba mewarnai, menggambar dan mengarang. Tempat kompleks Masjid Darul Falah Gemawang.
  2. Hari Sabtu Malam Minggu tanggal 26 Juni 2010 pukul 20.00 WIB diadakan Khotmil Qur’an untuk peserta Khitan masal dilanjutkan gebyar sholawat maulud.
  3. Hari Minggu tanggal 27 Juni 2010 mulai pukul 08:00 WIB diadakan Pawai Ta’aruf mengelilingi Desa Gemawang.
  4. Hari Minggu tanggal 27 Juni 2010 setelah pawai ta’aruf di adakan khitanan masal dengan jumlah peserta sekitar 10 anak.
  5. Hari Minggu tanggal 27 Juni 2010 mulai pukul 13:00 WIB diadakan penyerahan piala kepada juara lomba mewarnai, menggambar dan menggarang, penyerahan santunan kepada masyarakat yang kurang mampu serta Tabligh akbar di iringi oleh jam’yah sholawat rebana Nurul Fatah pimpinan sdr. Poerwocoroko.

demikian beberapa kegiatan yang diadakan oleh Nurul Fatah Social Community (NAFASKu) dan TBM Nurul Fatah Gemawang.

Mohon do’anya agar semua rencana kegiatan tersebut dapat berjalan lancar.

Dalam rangka meningkatkan kecerdasan bangsa, Pemerintah dan masyarakat telah melakukan berbagai upaya melalui berbagai program pendidikan sekolah (pendidikan formal) dan pendidikan luar sekolah (pendidikan non formal dan informal).

Salah satu program sebagai masukan sarana (instrumental input) penting untuk menunjang pendidikan luar sekolah adalah Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Program ini ditujukan untuk membantu peningkatan minat baca, budaya baca, dan cinta buku bagi warga belajar dan masyarakat. Secara khusus TBM dimaksudkan juga untuk mendukung gerakan pemberantasan buta aksara. Selain itu, TBM diharapkan pula dapat mewujudkan masyarakat gemar belajar (learning society) yang salah satu indikatornya adalah masyarakat gemar membaca (reading society).

Kita perlu bersyukur bahwa sekarang ini pertumbuhan Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Pondok Baca, Warung Baca dan sejenisnya telah tumbuh dimana-mana. Namun yang kita sedihkan adalah nasib dari TBM itu sendiri setelah berdiri. Banyak TBM yang sudah berdiri namun kini tinggal papan namanya saja. Bisa jadi TBM yang bearti Taman Bacaan Masyarakat akan berubah menjadi Tempat Buku Menumpuk, karena tidak pernah dibaca oleh masyarakat. Memang sebelum TBM didirikan perlu adanya strategi agar TBM itu tetap diminati oleh warga belajar dan masyarakat.

Nah berikut ini kami ingin berbagi tips tentang strategi bagaimana TBM agar tetap eksis dan diminati oleh masyarakat :

  1. Diperlukannya seorang pengelola yang berjiwa sosial dan pandai mencari kemitraan.

Seperti kita ketahui bahwa mendirikan sebuah TBM bukan untuk mencari keuntungan, akan tetapi menciptakan masyarakat gemar membaca. Oleh karena itu dibutuhkan seorang pengelola yang berjiwa sosial. Dia siap dibayar cuma-cuma atau tidak dibayar sama sekali.

Seorang pengelola TBM juga harus pandai mencari kemitraan atau donatur dan sebagainya. Kita bisa melihat bahwa kebanyakan hidup mati TBM adalah dari bantuan pemerintah atau bantuan yang lain. Ada bantuan TBM jalan, tidak ada bantuan TBM setengah mati. Seorang pengelola juga harus memikirkan honor untuk tenaga pelayanannya sehari-hari.

  1. Promosi.

Kita perlu memberitahukan keberadaan TBM atau perpustakaan kita kepada masyarakat. Kita juga perlu memberitahukan koleksi buku yang kita punya, tata cara peminjaman, tata tertib dan lain-lain.

  1. Belilah buku yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Kadang kita tidak memperhatikan kebutuhan baca masyarakat hingga sering buku yang kita beli tidak pernah dibaca oleh pengunjung. Misalnya saja masyarakat disekitar kita bermata pencaharian sebagai petani namun kita malah memperbanyak buku tentang nelayan. Jadi kebutuhan baca masyarakat kita tidak terpenuhi. Jika masyarakat kita kebanyakan petani, maka belilah buku-buku tentang pertanian. Sebaiknya juga, belilah buku-buku keterampilan agar masyarakat bisa mempunyai keterampilan untuk meningkatkan taraf hidupnya.

  1. Belilah buku yang sedang menjadi best seller.

Walau mahal sedikit ada baiknya kita manjakan pengunjung dengan buku-buku yang sedang menjadi best seller, seperti buku Ayat-ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Harry Potter, Twilight dan lain-lain.

  1. Ada baiknya buku yang kita beli tidak semua langsung kita pajang.

Untuk menghindari kebosanan pengunjung dengan koleksi buku yang kita punya, ada baiknya sebagian buku yang kita beli tidak langsung kita pajang. Kita bisa tahan dulu untuk kita pajang disaat pengunjung mulai jemu dengan koleksi buku kita.

  1. Pandai mengatur tata letak/ layout.

Pengunjung atau masyarakat akan bosan jika melihat tata letak ruang itu-itu saja atau tidak pernah di ganti. Sebaiknya setiap beberapa bulan sekali, kita perlu mengatur layout atau tata letak ruang TBM. Sebaiknya pula kita berikan hiasan-hiasan seperti poster, gambar, slogan atau bunga untuk mempercantik ruangan baca atau ruang koleksi.

  1. Bekerjasama dengan TBM lain.

Kita bisa saling tukar pinjam koleksi buku (rolling) dengan TBM lain agar koleksi buku yang kita punya kelihatan bervariasi tidak monoton. Hal ini bisa digunakan untuk menghindari rasa bosan pengunjung terhadap koleksi buku yang kita punya. Terutama ketika kita tidak punya anggaran untuk membeli buku baru.

  1. Memberikan hadiah.

Pemberian hadiah bisa diberikan untuk pengunjung yang paling sering berkunjung atau meminjam buku di TBM kita. Bisa juga dengan cara memberikan kupon hadiah untuk kita undi setiap sebulan sekali.

  1. Mengadakan lomba.

Dengan mengadakan lomba, kita bisa promosi buku-buku TBM, yang diharapkan semakin banyak pengunjung yang mengenal keberadaan TBM kita. Misalnya lomba story telling buku dongeng anak, lomba menggambar tokoh kartun komik doraemon, lomba mewarnai dll.

10.  Pemutaran film.

Kita juga bisa memutar film yang sama dengan buku yang ada seperti film Laskar Pelangi. Sekaligus berdiskusi pelajaran apa yang bisa kita ambil dari semua itu.

Kiranya masih banyak lagi strategi atau tips yang belum bisa kami tulis, namun harapan kami agar Taman Bacaan Masyarakat (TBM) atau Perpustakaan bisa tetap eksis bisa tercapai sehingga apa yang menjadi tujuan kita yaitu mewujudkan masyarakat gemar membaca bisa tercapai juga. Sekian semoga bermanfaat untuk kita semua. Maju Terus Perpustakaan Indonesia!

Wachid El Khwarizm

Pengelola TBM Nurul Fatah Gemawang

Wachid El Khwarizm

 

Gedung Baru TBM Nurul Fatah Gemawang

Gedung Baru TBM Nurul Fatah Gemawang

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan dampak yang demikian cepat di segala bidang kehidupan.
Perubahan yang demikian cepat, membuat semua yang telah di pelajari senantiasa kurang, termasuk dalam pendidikan formal. Keadaan yang demikian itu menempatkan Taman Bacaan Masyarakat sebagai alternatif dan mempunyai posisi strategis. Karena sebagai tempat untuk mencari ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan masyarakat tanpa memandang latar belakang pendidikan yang dimiliki.
Dengan pelayanannya Taman Bacaan Masyarakat sangat dibutuhkan keberadaannya sebagai pusat informasi pengetahuan, keterampilan dan teknologi belajar masyarakat. Karena semakin mahalnya harga buku dan biaya operasional untuk Taman Bacaan Masyarakat. Maka kami berusaha untuk terus mengembangkan Taman Bacaan Masyarakat yang ada ini sabagai alternatif mendapatkan informasi dan pengetahuan sacara lebih, dalam operasional dan sarana prasarana.
Desa Gemawang merupakan salah satu dari sekian desa yang mencoba memberikan layanan baca kepada masyarakat dengan mendirikan TBM sejak tahun 2003. desa ini berbatasan langsung dengan 2 kabupaten sekaligus, yakni Kabupaten Magelang dan Kabupaten Temanggung. Dengan jumlah penduduk ± 3.500 jiwa yang sebagian besar adalah petani dan buruh, dan tingkat pendidikannya pun masih sangat rendah sehingga didirikannya Paket AKF, Paket B, dan Paket C, menjadikan TBM ini sebagai wahana menambah ilmu yang murah dan meriah. Sehingga harga buku yang tidak terjangkau oleh masyarakat, dapat terlayani di TBM ini.
Dengan dikeluarkannya Undang-undang perpustakaan yang telah disahkan tanggal 2 oktober 2007, pengembangan suatu system nasional layanan perpustakaan yang berkesinambungan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat di kota dan di desa menjadi semakin jelas. Pengembangan TBM adalah merupakan salah satu upaya meningkatkan sumber daya, pelayanan dan peningkatan terhadap minat dan budaya baca masyarakat terutama di pedesaan.
TBM Nurul Fatah Desa Gemawang saat ini sudah semakin dikenal dan diminati oleh banyak kalangan, baik dari anak sekolah, karyawan, masyarakat umum dan para peserta Kejar Paket. Namun karena keterbatasan dana dalam pembelian buku maka pengunjung mengalami fluktuasi. Jika banyak bacaan yang baru, maka pengunjung pun membludak, tetapi jika buku tidak pernah berganti maka pengunjung pun turun.

TBM NURUL FATAH GEMAWANG

Posted: April 29, 2009 in Uncategorized

Pada tahun 2001(tanggal dan tahun lupa), berawal dari sekelompok remaja masjid yang pada waktu itu mengadakan pertemuan membentuk grup Rebana. Akhirnya grup rebana itu diberi nama “Nurul Fatah”. Penampilan pertama kali Rebana Nurul Fatah ini adalah di MI Al Islam Gemawang dalam rangka peringatan hari besar islam, walaupun waktu itu hanya sebagai pengisi acara pembukaan.
Seiring dengan perkembangannya organisasi ini, maka pada tahun 2003 dikembangkanlah organisasi ini agar bisa dirasakan manfaatnya bagi masyarakat sekitarnya dan secara luas pada umumnya. Maka didirikanlah organisasi Nurul Fatah Social Community yang disingkat “NAFASKU”. Pada tanggal 1 September 2003 berdirilah TBM Nurul Fatah dimana tbm ini masuk dalam divisi pendidikan NAFASKU.
Pada awal berdiri TBM Nurul Fatah tidak memiliki gedung sendiri. Dengan menumpang dirumah salah seorang warga TBM Nurul Fatah mencoba untuk tetap hidup dan melayani masyarakat dengan berbagai informasi melalui pelayanan baca dan pinjam buku.
Tercatat sudah lima kali TBM Nurul Fatah ini berpindah tempat dari satu rumah warga ke rumah warga yang lain. Pada tahun 2006 TBM Nurul Fatah menerima dan Blokgrant APBD hingga bias mengontrak disalah satu rumah warga. Karena semakin dikenalnya TBM ini maka semakin mudah TBM ini mencari dana bantuan untuk membuat gedung sendiri. Hingga alhamdulillah tahun 2007 TBM Nurul Fatah sekaligus Nurul Fatah Social Community (NAFASKU) sebagai induk organisasi ini resmi memiliki gedung sendiri diatas tanah seluas 7 x 17 M2 dengan luas gedung 6 x 14 M2 dengan dua lantai.
Karena masih jarangnya perpustakaan apalagi yang berformat TBM didaerah kec. Jambu dan sekitarnya membuat masyarakat disekitar Desa Gemawang dan sekitarnya ini sangat antusias sekali. Tercatat hingga saat ini sudah lebih dari 500 orang yang sudah menjadi anggota dari tahun 2003 hingga akhir tahun 2008.
YANG MENDASARI BERDIRINYA TBM NURUL FATAH
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan dampak yang demikian cepat di segala bidang kehidupan.
Perubahan yang demikian cepat, membuat semua yang telah di pelajari senantiasa kurang, termasuk dalam pendidikan formal. Keadaan yang demikian itu menempatkan Taman Bacaan Masyarakat sebagai alternatif dan mempunyai posisi strategis. Karena sebagai tempat untuk mencari ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan masyarakat tanpa memandang latar belakang pendidikan yang dimiliki.
Dengan pelayanannya Taman Bacaan Masyarakat sangat dibutuhkan keberadaannya sebagai pusat informasi pengetahuan, keterampilan dan teknologi belajar masyarakat. Karena semakin mahalnya harga buku dan biaya operasional untuk Taman Bacaan Masyarakat. Maka kami berusaha untuk terus mengembangkan Taman Bacaan Masyarakat yang ada ini sabagai alternatif mendapatkan informasi dan pengetahuan sacara lebih, dalam operasional dan sarana prasarana.
Desa Gemawang merupakan salah satu dari sekian desa yang mencoba memberikan layanan baca kepada masyarakat dengan mendirikan TBM sejak tahun 2003. desa ini berbatasan langsung dengan 2 kabupaten sekaligus, yakni Kabupaten Magelang dan Kabupaten Temanggung. Dengan jumlah penduduk ± 3.500 jiwa yang sebagian besar adalah petani dan buruh, dan tingkat pendidikannya pun masih sangat rendah sehingga didirikannya Paket AKF, Paket B, dan Paket C, menjadikan TBM ini sebagai wahana menambah ilmu yang murah dan meriah. Sehingga harga buku yang tidak terjangkau oleh masyarakat, dapat terlayani di TBM ini.
Dengan dikeluarkannya Undang-undang perpustakaan yang telah disahkan tanggal 2 oktober 2007, pengembangan suatu system nasional layanan perpustakaan yang berkesinambungan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat di kota dan di desa menjadi semakin jelas. Pengembangan TBM adalah merupakan salah satu upaya meningkatkan sumber daya, pelayanan dan peningkatan terhadap minat dan budaya baca masyarakat terutama di pedesaan.
TBM Nurul Fatah Desa Gemawang saat ini sudah semakin dikenal dan diminati oleh banyak kalangan, baik dari anak sekolah, karyawan, masyarakat umum dan para peserta Kejar Paket. Namun karena keterbatasan dana dalam pembelian buku maka pengunjung mengalami fluktuasi. Jika banyak bacaan yang baru, maka pengunjung pun membludak, tetapi jika buku tidak pernah berganti maka pengunjung pun turun.
copy-of-tbm-nrl-fth

Hello world!

Posted: April 29, 2009 in Uncategorized

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!